6/09/2011

A CUP OF TEA AND THE STATICIAN (PROLOG)

Apa yang terfikir di benakmu ketika mendengar kata statistisi? tak ada hal apa-apa di dalam otakku dulu ketika memilih menaruh cita-citaku pada profesi itu. Yang kutahu, statististika adalah saudara dekat matematika, karena di kampusku yang dulu kedua jurusan itu bersebelahan, tak hanya itu, kami berbagi ruang kelas yang sama lebih tepatnya.

Benar-benar kosong dalam pikiranku, yang kupikirkan hanya kuliah yang dijamin kerja (setelah itu title PNS akan pekerjaanku, profesi yang paling aman di negara ini bagi orang awam adalah PNS, kerja, digaji pemerintah, setelah resign mendapat dana pensiun, selesai. Tak perlu pontang-panting membuat CV yang terlihat OK untuk melamar kerja), uang ikatan dinas perbulan (Ayeiy…aku punya pemasukan bulanan sendiri, paling tidak bisa belajar untuk mengatur keuangan dan tak selalu bergantung pada orang tua), dan impian sekolah di luar kota yang selama ini selalu kuucapkan pada Allah ketika berdoa (Thanks Allah…dreamz comes true) and..once more dapat izin pake jilbab (Hei ini perjuangan saudara, sepertinya pengorbanan batin dan fisik selama tiga tahun terjawab dalam waktu yang tepat, next story janji akan bahas cerita ini lebih detil) the last terbebas dari jurusan matematika.

Now?, ternyata  untuk mendapatkan hal yang indah memang harus berjuang keras. Untuk bisa mendapat fasilitas ala PNS ternyata pembentukannya telah menyita segala aspek, dan yang paling kerasa adalah batin.

Pernah banget ngerasa salah jurusan setelah dua semester kuliah, apaan sih ini?, pikirku. Harus paham hal-hal yang mungkin tak masuk akal seperti menguraikan rumus varian yang sudah diturunkan atau menghafal konsep-konsep yang sudah baku.  Fatalnya lagi berakibat stress berkepanjangan dan menyesali keputusan pindah kampus. Apapun itu kalo ditelusuri baik-baik banyak hal yang luar biasa mengelilingi kepahitan tersebut. Cheer up and..sruupuuut, biarkan teh  panas yang ada di hadapanmu itu menjadi hangat secara perlahan, jangan tergesagesa dinikmati. Rasakan aroma tehnya sampai mempengaruhi otakmu untuk menstimulasi endorfin. Baru cicipi sedikit demi sedikit rasa khas tehnya.

0 komentar:

Posting Komentar