5/08/2011

Taylor Swift, novel klasik dan apel

apelWuthering Heightsm9b8e4e0240h

 

Gadis itu duduk  tenang di bawah pohon akasia di sebuah perkebunan kayu milik pemerintah yang terletak di dekat rumah neneknya, tempat ia  menghabiskan liburannya kali ini. Sebuah buku terbuka di pangkuannya. Sedari tadi gadis itu asik memainkan imajinasinya mengikuti alur cerita di buku itu. Wuthering Heights, judul buku itu. Sebuah novel klasik favoritnya semenjak ia pertama kali membacanya ketika SMA.novel itu berkisah tentang cinta segitiga dan pembalasan dendam pihak ketiga ketika akhirnya pemain utama dari cinta segitiga itu memilih teman hidupnya. Miris, sebenarnya novel fiksi yang dia baca sekarang hampir sama dengan apa yang dialaminya. Bedanya ia tidak sedang berada di posisi  Catherine Earnshaw yang dicintai dua pria hingga akhirnya Earnshaw memutuskan untuk menikah dengan Edgar Linton dan meninggalkan Heathcliff. Tidak…., ia sekarang sama seperti heathcliff yang dibuang, tapi tak sampai melakukan rencana balas dendam sekonyol yang Heathcliff lakukan.

Sudah semenjak dua minggu sebelum liburan semesternya dimulai Gadis itu patah hati, pacarnya baru saja memutuskannya dengan alasan ala pria yang naif dan omong kosong. Ia tahu saat pacarnya itu lebih banyak diam matanya1) tetap memancarkan cahaya kesejukan, sayang bukan untuknya2), tapi untuk perempuan lain. Sudahlah, muak rasanya jika memori itu terngiang dalam benaknya, ah bukan hanya dalam benaknya, seluruh tubuhnya merasakan sakit yang tak bisa dideskripsikan, kata orang seperti serangan jantung mendadak. Tapi sepertinya lebih sakit dari itu, sampai-sampai nafsu makannya menurun. Seorang teman, menyarankan untuk mengkonsumsi apel jika nafsu makannya tak membaik, memang sih, sebuah apel tak bisa menggantikan kebutuhan kalori per harinya, tetapi paling tidak buah ini dapat mengembalikan nafsu makan yang hilang secara bertahap. Saran yang baik dari seorang teman yang baik pula, bagaimanapun rasa sakitnya, tak ada niat untuk menambah beban tubuhnya, tak perlu lagi menambah sakit fisik disaat sakit emosinya sedang tinggi. Toh semua sakit itu jika terekspos hanya akan memperlihatkan sisi lemahnya sebagai seorang wanita. Maka dari itu, gadis itu selalu membawa satu atau dua buah apel kemana-mana untuk menemaninya pasca patah hati.

Sejenak, ia menutup novel yang ada di pangkuannya dan beralih mengambil sebuah apel yang sedari tadi berada di saku jaket sebelah kiri, dan dengan lahap menggigitnya. Di temani angin dan udara perkebunan, apel itu perlahan-lahan sirna dari genggamannya berpindah menjadi potongan-potongan kasar di dalam lambungnya. Kembali ia melirik novel klasik itu, rasanya sedikit bosan jika harus membacanya lagi, walaupun sebenarnya ia selalu merasa terkesima dengan segala hal yang ada di dalam ceritanya walaupun telah dibaca berkali-kali, ya semuanya. Bagaimana bisa  sebuah novel memiliki paket cerita yang menarik. Ia sebagai newbie sangat penasaran jika ada seorang penulis yang mampu melahirkan karya yang digemari banyak orang karena segi sastranya.

Kali ini ia ingin rehat sejenak, menikmati suasana perkebunan yang hening, damai, dan sendiri. Tak ada orang memang di perkebunan itu. Para pegawainya berkumpul hanya pada saat musim panen kayu saja. Sedangkan penduduk sekitar mungkin pada waktu ini lebih memilih di rumah, menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Sebuah mp3 player dikeluarkannya dari dalam tas, sedangkan novel Wuthering Heihgts dimasukkannya ke dalam tas.Earphone kini terpasang di kedua telinganya.Sayup-sayup mulai terdengar alunan lagu melankolis favoritnya.Gadis itu kini memejamkan matanya, berharap saat lagu itu selesai dan ia membuka matanya, dan semua sakit hati yang dirasa hanya mimpi atau paling tidak rasa sakit itu terlupakan.

NoteWell, maybe it's me and my blind optimism to blame
Or maybe it's you and your sick need to give love then take it away
And you'll add my name to your long list of traitors who don't understand
And I'll look back and regret how I ignored when they said run as fast as you can
Note-Taylor Swift.

=========================================================================

P.S. : sebuah tulisan yang terinspirasi malam yang hening, dingin, tetapi kesunyiannya memberikan waktu untuk menjadi diri sendiri. Broken heart never end. sebenernya lebih tepat kalo penyanyi yang jadi titlenya itu Lara Fabian dengan singlenya Broken Vow. Tapi karena over All lagu Taylor Swift lebih girly, ya udah pake Taylor Swift aja. Lagipula I Red heart Taylor Swift so much.

Footnote:

1)Bukan gadis itu tapi pacarnya

2)gadis itu

0 komentar:

Posting Komentar